TAUSIAHSINGKATPENCERAMAH : Al Habib Ahmad Novel JindanHalo Saudara ku Semuanya Yuk bantu Support Channel ini supaya lebih berkembang untuk menyampaikan kaji Dalamdisertasi saya mengambil tema penelitian terkait peran mardhotilllah atau motivasi dalam rangka memperoleh ridho Allah SWT untuk menyelesaikan masalah-masalah. Untuk ujian tertutup Disertasi saya baru-baru ini sudah dilaksanakan, tinggal ujian terbuka atau promosinya saja, semoga goalnya bisa bermanfaat bagi perpustakaan dan masyarakat Karenasebenarnya, nikmat Allah jauh lebih banyak dari ujian-Nya. Sesuatu boleh hilang dari hati dan hidupmu, tetapi Allah harus tetap di hati dan bisa selalu menyertai di setiap nafas hidupmu. Sebanyak apapun ujian-Nya, bila hati ikhlas, kita akan ridho menerimanya. (*/sumber: motivasi hidup penyejuk hati) Ridho syukur Dalamsebuah hadis sahih disebutkan bahwa "Ridha Allah berada setelah ridha orangtua.". Artinya, ridha orangtau itu di atas ridha Allah. Ini sebabnya seorang perempuan tidak boleh menikah sesuka hatinya tanpa persetujuan orangtuanya. Jika dipaksakan, akan banyak halangan merintang. Baca juga : Jangan Pelit, Inilah Pahala Untuk Suami Tiap Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd. Ilustrasi mempelajari sikap ikhlas dan ridho. Foto PexelsUmat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan semua amal ibadah dengan rasa ikhlas dan ridho. Keduanya perlu ditanamkan dalam diri setiap Muslim karena merupakan sikap yang disukai Allah orang menganggap ikhlas dan ridho adalah hal yang sama, faktanya keduanya memiliki makna berbeda. Lantas, apa perbedaan ikhlas dan ridho dalam syariat Islam? Simak penjelasannya di bawah Ikhlas dan RidhoDikutip dari buku Aqidah Akhlak Pada Madrasah oleh Indra Satia Pohan, ikhlas menurut syariat Islam disebut juga dengan qana’ah. Ini merupakan kerelaan hati dalam menerima sesuatu serta selalu merasa cukup dengan apa yang dimiliki saat dapat berfungsi sebagai motivasi bagi manusia untuk rajin dan giat dalam melakukan sesuatu dengan tujuan demi mencapai kesejahteraan hidup bagi dirinya, keluarga dan orang lain. Sikap ikhlas juga membantu manusia untuk mengendalikan hawa seorang Muslim, ikhlas menjadi sikap yang harus dimiliki agar terhindar dari sifat rakus, serakah, dan tamak. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran surat Az Zumar ayat 49 berikut iniفَاِذَا مَسَّ الْاِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَانَاۖ ثُمَّ اِذَا خَوَّلْنٰهُ نِعْمَةً مِّنَّاۙ قَالَ اِنَّمَآ اُوْتِيْتُهٗ عَلٰى عِلْمٍ ۗبَلْ هِيَ فِتْنَةٌ وَّلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَArtinya “Maka apabila manusia ditimpa bencana dia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan nikmat Kami kepadanya dia berkata Sesungguhnya aku diberi nikmat ini hanyalah karena kepintaranku. Sebenarnya, itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.”Ilustrasi bersikap ikhlas dan ridho. Foto PexelsSementara itu, ridho menurut bahasa artinya rela. Sedangkan secara istilah, ridho adalah menerima semua yang terjadi pada dirinya, baik kebahagian maupun kesedihan, dengan selalu berlapang dada serta menghadapinya dengan tabah, ikhlas, dan tidak putus Masyhuda Al-Mawwaz dalam buku Cara Allah Menolong Hamba-Nya, manusia harus memiliki sikap ridho agar menjadi pribadi yang berjiwa besar, bersikap tenang, dan selalu mensyukuri semua kehendak Allah SWT atas sikap ini sudah mengakar dalam sanubari manusia, maka hilanglah semua rasa sakit akibat berbagai musibah yang menimpanya. Dalam sebuah hadits dijelaskan“Dari Anas bin Malik RA bahwa Nabi SAW bersabda Sesungguhnya apabila Allah SWT mencintai suatu kaum, maka Dia mengujinya. Barangsiapa ridha terhadap ujian-Nya, maka dia memperoleh ridha-Nya dan barangsiapa tidak suka, maka mendapat murka-Nya.” HR. At TirmidziContoh Perilaku Ikhlas dan RidhoIlustrasi bersikap ikhlas dan ridho. Foto PexelsDiambil dari buku Meraih Dahsyatnya Ikhlas terbitan Penerbit Agromedia Pustaka, di antara beberapa contoh orang-orang yang ikhlas dan ridho dalam kehidupan adalah mereka yang rela menerima kenyataan hidup walaupun dalam keadaan yang yang ikhlas tidak akan banyak berangan-angan serta berharap sesuatu melebihi batas kemampuannya serta selalu ikhtiar dan berdoa untuk memperbaiki nasibnya di masa yang akan datang. Sifat ikhlas seperti ini didukung keridhoan dalam dirinya dengan selalu berserah diri kepada Allah SWT, baik dalam kehidupan yang lapang maupun yang dimaksud dengan ikhlas?Apa saja manfaat sikap ikhlas? Ridho dengan Ketentuan Allah. Foto Takdir ilustrasi diri sangatlah penting dalam rangka menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi di dalam kehidupan ini. Sedangkan terhadap yang telah terjadi, maka sikap yang harus kita miliki adalah ridho. Pimpinan Majelis Ta'lim dan Zikir Baitul Muhibbin Habib Abdurrahman Asad Al-Habsyi mengatakan, ridho terhadap apa yang akhirnya terjadi atau ridho pada hasil akhir "Yang akhirnya kita terima setelah usaha maksimal ikhtiar yang kita lakukan," kata Habib Abdurrahman melalui pesan hikmahnya kepada Republika, Senin 23/13. Habib Abdurrahman mengatakan, ridho itu adalah keterampilan mental untuk realistis menerima kenyataan. Hati menerima kenyataan, dibarengi otak dan anggota tubuh yang berikhtiar terus untuk mencapai keadaan yang lebih baik lagi. Mengapa kita harus ridho? Karena jika kita tidak ridho pun, kejadian atau hasil itu pun tetap terjadi. Untuk itu kata Habib Abdurrahman apapun yang terjadi, maka kita harus bersikap ridho. “Allah telah memberikan wahyu kepada Nabi Musa 'alaihissasalam "Wahai Musa, siapa yang tidak ridha dengan keputusan-Ku, tidak sabar dengan ujian-Ku, dan tidak mensyukuri nikmat-nikmat-Ku, maka hendaklah ia pergi dari bumiku dan langiku, dan hendaklah ia mencari Tuhan selain Aku.” "Terimalah takdirmu dengan Ridho," katanya. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ridho Terhadap Ketentuan AllahDi dalam Surah Al Anbiya’ ayat 35 dijelaskan yaitu “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Allah akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.” Manusia tidak akan lepas dari yang namanya ujian. Allah terkadang menguji kita dengan ujian, terkadang dengan nikmat. Allah ingin melihat, siapa yang bersyukur dan siapa yang putus asa. Terkadang dari kita ada yang marah terhadap takdir Allah atau menganggap Allah tidak adil terhadap kita. Allah tidak pernah mendapat kerugian dari sikap kita. Tetapi kitalah yang mendapat kerugian yaitu jauh dari Allah. Padahal Allah itu Allaahusshomad, Allah tempat kita surah Al Baqarah 216 yang memiliki arti, “Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui. Jadi kita lihat bahwa dalam ayat tersebut memiliki hubungan dengan prinsip keimanan yakni Qada’ dan Qadar. Yakin terhadap segala takdir Allah. Hikmah Allah mendatangkan musibah kepada kita, yaituMusibah itu sebagai ujian dari Allah SWT, karena Allah ingin melihat siapa yang mampu sabar menghadapi ujian itu. Seorang tidak akan mampu teruji keimanannya jika tidak diberikan ujian demi ujianMusibah itu hadir untuk membersihkan hati manusia, supaya lepas dari sifat buruk. Ketika musibah datang, sifat ujub akan berganti dengan ketundukan terhadap AllahMusibah itu membuat agar iman seorang mukmin itu menjadi kuat. Karena agar kita tahu bahwa hanya Allah lah tempat kita bersandarMusibah menunjukkan kuatnya Allah dan lemahnya manusia. Allah bisa berkehendak apapun dan kita sebagai manusia hanya berusaha semaksimal mungkinMusibah menjadikan kita semangat terus untuk berdoa kepada Allah. Kita akan berdoa secara khusyuk dan bersungguh-sungguh dalam memohon kepada Allah. Karena jika Allah hanya memberikan nikmat, kita malah merasa enteng dengan doa tanpa khusyuk meminta kepada AllahMusibah itu akan membangunkan seseorang yang sedang lalai untuk bersungguh-sungguh dalam menjalankan kehidupan ini dengan penuh itu bisa dirasakan kalau kita merasakan lawannya. Kita bisa merasakan nikmat sehat jika kita diberi sakit oleh Allah. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya Ilustrasi Allah SWT - Image from kita termasuk salah satunya... Inilah ciri-ciri hamba yang dicintai dan diridhoi Allah SWT. Salah satunya adalah mereka yang saat ditimpa musibah dan kesulitan, tetap tenang dan sabar menghadapinya. Seperti apa sih rasanya dicintai? Tentu kita sangat bahagia apabila dicintai oleh seseorang. Apalagi jika yang mencintai kita adalah orang yang kita cintai. Jika dicintai manusia saja bisa begitu indah dan menyenangkan, lantas bagaimana jadinya jika kita dicintai oleh Allah SWT, pemilik alam semesta dan seluruh isinya. Tentu rasanya tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Berikut adalah tanda-tanda muslim dan muslimah yang mendapatkan ridho Allah SWT dan cinta dari Allah SWT. Pertama, dimudahkan Allah SWT dalam mengerjakan amal kebaikanSebab orang yang percaya kepada Allah SWT, maka ia juga akan mempercayai firman-Nya. Bukankah Allah SWT pernah menyebut dalam Al Quran, bahwa "bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan. Jadi sudah tentu orang yang beriman saat menghadapi kesulitan, ia tidak akan berfokus pada kesulitan itu. Melainkan ia akan berfokus pada kemudahan yang diberikan Allah SWT, serta menghadapi ujian-Nya. Kedua, jika ditimpa musibah atau malapetaka, maka dia tetap tenang dan bersabarOrang yang beriman dan mendapatkan ridho Allah SWT adalah mereka yang bisa bersabar dalam menghadapi berbagai kesulitan dan penderitaan. Mereka tahu dan sadar bahwa kesulitan yang mereka hadapi saat itu bukanlah semata-mata hukuman dari Allah SWT. Melainkan bukti cinta Allah, dimana Dia ingin hamba-Nya, berserah diri kepada-Nya, meminta kepada-Nya, serta berjuang untuk meningkatkan kualitas diri dan ketaqwaannya. Coba tengok kisah perjalanan Nabi-nabi. Apakah ada seorang Nabi pun yang tidak diberikan ujian kesulitan Allah SWT? Saya berani bilang, tidak ada. Nabi Muhammad diuji oleh kafir quraisy dengan hinaan dan cacian, bahkan diasingkan. Nabi Yunus diuji oleh kaumnya hingga ia harus masuk dalam perut ikan. Nabi Ayub diuji dengan penyakit kulit yang menjijikkan selama bertahun-tahun. Hal itu sebagaimana Surat Al-Baqarah Ayat 177. Allah SWT berfirman, "...dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa."Ketiga, mendapatkan ketenangan dan keyakinan terhadap janji Allah SWT bahwa pertolongan-Nya itu dekatOrang-orang yang beriman yakin seyakin-yakinnya, bahwa dibalik segala kesulitan yang dihadapinya, selama ia bersabar dan tetap mempertahankan keimanannya, ia pasti akan mendapatkan pertolongan Allah SWT. Serta kemenangan yang besar di akhirat kelak. Tidak ada sedikitpun keraguan dalam hatinya mengenai janji Allah SWT SWT berfirman, "Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat waktunya." QS. Al-Fath Ayat 18.Keempat, tidak khawatir dengan penghidupan di dunia ini, sebab mereka tahu Allah-lah Maha Pemberi Rizki Orang-orang yang beriman tidak khawatir dengan rezeki yang didapatkannya, karena ia yakin Allah telah menjamin semuanya. Sebagaimana firman-Nya dalam Surat Hud ayat 6. "Dan tidak satu pun makhluk bergerak di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam Kitab yang nyata Lauhil Mahfuz"Namun bukan berarti dengan adanya ayat tersebut, manusia lantas tidak berusaha dan hanya sekedar menunggu. Pasalnya rezeki dari Allah SWT juga tetap harus dijemput. Kelima, tidak pernah bosan untuk berserah pada Allah SWT Orang-orang yang diridhai Allah SWT adalah mereka yang mencintai-Nya. Sehingga setiap detik, menit, jam kehidupannya, ia tak pernah bosan untuk pernah bosan untuk berdoa, memohon ampunan, dan petunjuk dari-Nya. Rasulullah SAW pernah bersabda, "Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah, maka hendaknya memperhatikan bagaimana kedudukan Allah dalam hatinya. Sesungguhnya, Allah menempatkan mendudukan hamba-Nya, sebagaimana hamba itu mendudukkan Allah dalam jiwanya hatinya."Keenam, bergaul dengan orang yang dekat pada Allah SWTOrang yang diridhai Allah SWT adalah mereka yang senantiasa mendekatkan dirinya dengan orang-orang shaleh dan beriman. Sehingga lingkungannya dipenuhi dengan ketaatan dan keshalehan pada-Nya. Ia percaya dengan begitu, ia juga mendekatkan diri pada Allah SWT. Penawar hati itu ada lima membaca al-Qur’an dengan tadabbur perenungan, kosongnya perut dengan puasa-pen, qiyâmul lail shalat malam, berdoa di waktu sahar waktu akhir malam sebelum Shubuh, dan duduk bersama orang-orang shalih”. Ketujuh, berusaha keras mencari ilmu dan mendapatkan kemudahan dalam menjalaninyaSebagaimana riwayat dari Abu al-Darda, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, "Siapa yang meniti jalan menuntut ilmu, maka Allah akan mempermudahnya jalan ke surga. Sungguh, para Malaikat merendahkan sayapnya sebagai keridlaan kepada penuntut ilmu. Orang yang berilmu akan dimintakan maaf oleh penduduk langit dan bumi hingga ikan yang ada di dasar laut."Kelebihan serang alim dibanding ahli ibadah seperti keutamaan rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang. Para ulama adalah pewaris para nabi, dan para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya maka ia telah mengambil bagian yang banyak."Masyaallah, semoga kita termasuk orang-orang yang Allah ridhoi dan cintai. Jangan lupa untuk selalu istiqomah menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang. islam allah ridho pada hambanya tanda allah ridho tanda allah cinta

ridho dengan ujian allah